Suparjo, S.Pd SMP Negeri 1 Gumelar Banyumaas Jateng
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia W.J.S.
Poerwodarminto (1986:26), aktif adalah giat (bekerja,berusaha), keaktifan
adalah (kegiatan, kesibukan), kalau digabungkan keaktifan siswa adalah kegiatan
atau usaha yang dilakukan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Keaktifan
siswa yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah segala sesuatu yang dilakukan
oleh siswa dalam proses kegiatan
pembelajaran mulai dari: “merangkum, berdiskusi, mengemukakan pendapat,
menyanggah, menjawab pertanyaan dan
aktif dalam kerja kelompok maupun mandiri”.
Thomas
M Risk dalam Ahmad Rohani (2004:6) dalam bukunya Principles and Practices of Teaching (1958) halaman 7 mengemukakan
bahwa: “ Teaching is the guidaces of learning
experiences” ( Mengajar adalah membimbing pengalaman belajar). Pengalaman
itu sendiri hanya akan diproleh jika siswa dengan keaktifannya
berinteraksi dengan lingkungannya. Definisi ini menunjukan yang aktif
adalah siswa, yang mengalami belajar langsung. Sedangkan guru hanya
membimbing dan menunjukan jalan dengan memperhitungkan kepribadian
siswa. Kesempatan untuk berbuat dan melakukan aktifitas didominasi oleh siswa baik aktifitas fisik maupun
psikis.
Keaktifan fisik adalah: peserta didik giat
aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, tidak hanya
duduk mendengarkan dan melihat. Keaktifan psikis ( kejiwaan) adalah: daya
jiwanya bekerja sebanyak banyaknya atau berfungsi dalam rangka pengajaran.
Menurut J Pieget pakar psikolog
keturunan Swiss berpendapat : “ Seorang anak berpikir sepanjang ia
berbuat dan tanpa melakukan aktifitas anak tidak berpikir”. Agar ia
berpikir sendiri ( aktif) maka harus diberi kesempatan. Disini berlaku learning by doing dan learning by experience.
Alvin
W. Howard dalam Slameto (1995:32) memberikan definisi : “Mengajar adalah
membangkitkan aktifitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendpatkan, mengubah atau
mengembangkan skill ( keteramapilan ), attitude ( kelakuan ), ideals (cita-cita), appreciations (
penghargaan) dan knowledge (
pengetahuan)”. Dari pengertian ini guru harus merumuskan, memutuskan tujuan
agar mampu membuat perubahan tingkah laku siswa, memikirkan bagaimana
menyajikan proses pembelajaran yang memungkinkan terjadi interaksi edukatif
atau aktifitas siswa.
Kilpatrik
dalam Slameto ( 1995:31) menunjukan
pengajaran yang tegas dengan menggunakan “ problem
solving” anak. Siswa akan dapat mengatasi sendiri kesulitan –kesulitan
didalam hidupnya. Dalam hidupnya manusia akan mendapatkan banyak persoalan, dan
setiap persoalan akan mendapatkan penyelesaian. Sehingga peneliti menerapkan
dalam pembelajaran dengan memberikan tuigas, merangkum, mempresentasikan, bekerja antara
siswa supaya belajar bersosialisasi, dan bekerjasama. Mengajar “ problem solving” di paraktekan pada
Negara-negara maju siswa ditanamkan sifat –sifat berikiut:
1.
Melihat adanya beberapa problem
2.
Mencari kemungkinan atau alternatif-alternatif
3.
Mempertimbangkan alternatif-alternatif
4.
Menentukan salah satu alternatif yang terbaik
5.
Melaksanakan alternative yang sudah ditentukan
Menurut Paul
B. Diedrich dalam Ahmad Rohani (2004:9) terdapat 177 kegiatan pesrta didik
yang meliputi aktifitas jasmani dan aktifitas jiwa antara lain sebagai berikut:
1.
Visual activites,
membaca,memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan
sebagainya.
2.
Oral activites,
menyatakan, merumuskan, bertanya,member saran, mengeluarkan pendapat,
mengadakan interview,diskusi, interupsi dan sebagainya.
3. Listening activites, mendengarkan
uraian, percakapan, diskusi music, pidato dan sebagainya
4. Writing activites, menulis, cerit,a
karangan, laporan, tes angket, menyalin, dan sebagainya
5. Drawing activites, menggambar, membuat
grafik, diagaram, pola, peta, diagram dan sebagianya.
6. Motor activites, melakukan percobaan,
membuat konstruksi, merevarasi, model, bermain, berkebun , memelihara binatang,
dan seabagianya.
7. Mental activites, menganggap, mengingat,
memecahkan masalah, menganalisis,mengambil keputusan, mengambil hubungan, memecahkan masalah,dan sebagainya.
8. Emotional activites, menaruh minat,
merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya.
Aktifitas – aktifitas tersebut diatas tidak
bisa dipisahkan antara satu sama lainnya, misal actifitas motoric erat hubungannya
dengan drawing dan writing juga dengan aktifitas jiwa. Yang merupakan keaktifan
siswa secara menyeluruh.
Nana
Sudjana dalam Pupuh Fathurrohman (2007: 39-40) komunikasi antara guru dan
siswa atau antara siswa dengan siswa dapat digambarkan dalam diagram komunikasi
sebagai berikut:
|
Dari ketiga komunikasi komunikasi yang
ketiga menunjukan hubungan antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan
siswa sehingga menggambarkan komunikasi yang optimal sehingga menunjukan
belajar aktif. Diskusi dan simulasi merupakan strategi yang dapat mengembangkan
komunikasi ini. Semakin banyak siswa yang terlibat dalam kegiatan proses
pembelajaran akan menunjukan tingkat keaktifan siswa.
silahkan aku tolong yang membutuhkan
BalasHapusMantab Pak Guru MWBers minyak aza. . .kunbal ane episode 11 . ,di tunggu kunbal na di http://agunkaon.mywapblog.com
BalasHapus