Sabtu, 26 Mei 2012

Active Leraning ( Teori Belajar Aktif)
Suparjo, S.Pd SMP Negeri 1 Gumelar Banyumaas Jateng


1.   Keaktifan Siswa
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia W.J.S. Poerwodarminto (1986:26), aktif adalah giat (bekerja,berusaha), keaktifan adalah (kegiatan, kesibukan), kalau digabungkan keaktifan siswa adalah kegiatan atau usaha  yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Keaktifan siswa yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa dalam proses  kegiatan pembelajaran mulai dari: “merangkum, berdiskusi, mengemukakan pendapat, menyanggah,  menjawab pertanyaan dan aktif dalam kerja kelompok maupun mandiri”.

Thomas M Risk dalam Ahmad Rohani (2004:6) dalam bukunya Principles and Practices of Teaching (1958) halaman 7 mengemukakan bahwa: “ Teaching is the guidaces of learning experiences” ( Mengajar adalah membimbing pengalaman belajar). Pengalaman itu sendiri hanya akan diproleh jika siswa dengan  keaktifannya  berinteraksi dengan lingkungannya. Definisi ini menunjukan yang aktif adalah siswa, yang mengalami belajar langsung. Sedangkan guru  hanya  membimbing dan menunjukan jalan dengan memperhitungkan kepribadian siswa. Kesempatan untuk berbuat dan melakukan aktifitas didominasi  oleh siswa baik aktifitas fisik  maupun  psikis.
Keaktifan fisik adalah: peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, tidak hanya duduk mendengarkan dan melihat. Keaktifan psikis ( kejiwaan) adalah: daya jiwanya bekerja sebanyak banyaknya atau berfungsi dalam rangka pengajaran. Menurut           J Pieget pakar psikolog keturunan Swiss berpendapat : “ Seorang anak berpikir  sepanjang ia  berbuat dan tanpa melakukan aktifitas anak tidak berpikir”. Agar ia berpikir sendiri ( aktif) maka harus diberi kesempatan. Disini berlaku learning by doing dan learning by experience.
Alvin W. Howard dalam Slameto (1995:32) memberikan definisi : “Mengajar adalah membangkitkan aktifitas untuk mencoba menolong, membimbing  seseorang untuk mendpatkan, mengubah atau mengembangkan skill ( keteramapilan ), attitude ( kelakuan ), ideals (cita-cita), appreciations    ( penghargaan) dan knowledge ( pengetahuan)”. Dari pengertian ini guru harus merumuskan, memutuskan tujuan agar mampu membuat perubahan tingkah laku siswa, memikirkan bagaimana menyajikan proses pembelajaran yang memungkinkan terjadi interaksi edukatif atau aktifitas siswa.
Kilpatrik dalam Slameto ( 1995:31)  menunjukan pengajaran yang tegas dengan menggunakan “ problem solving” anak. Siswa akan dapat mengatasi sendiri kesulitan –kesulitan didalam hidupnya. Dalam hidupnya manusia akan mendapatkan banyak persoalan, dan setiap persoalan akan mendapatkan penyelesaian. Sehingga peneliti menerapkan dalam pembelajaran dengan memberikan tuigas, merangkum, mempresentasikan,  bekerja antara  siswa supaya belajar bersosialisasi, dan bekerjasama. Mengajar “ problem solving” di paraktekan pada Negara-negara maju siswa ditanamkan sifat –sifat berikiut:
1.      Melihat adanya beberapa problem
2.      Mencari kemungkinan atau alternatif-alternatif
3.      Mempertimbangkan alternatif-alternatif
4.      Menentukan salah satu alternatif yang terbaik
5.      Melaksanakan alternative yang sudah ditentukan
Menurut Paul B. Diedrich dalam Ahmad Rohani (2004:9) terdapat 177 kegiatan pesrta didik yang meliputi aktifitas jasmani dan aktifitas jiwa antara lain sebagai berikut:
1.      Visual activites, membaca,memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.
2.      Oral activites, menyatakan, merumuskan, bertanya,member saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview,diskusi, interupsi dan sebagainya.
3.      Listening activites, mendengarkan uraian, percakapan, diskusi music, pidato dan sebagainya
4.      Writing activites, menulis, cerit,a karangan, laporan, tes angket, menyalin, dan sebagainya
5.      Drawing activites, menggambar, membuat grafik, diagaram, pola, peta, diagram dan sebagianya.
6.      Motor activites, melakukan percobaan, membuat konstruksi, merevarasi, model, bermain, berkebun , memelihara binatang, dan seabagianya.
7.      Mental activites, menganggap, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis,mengambil keputusan, mengambil  hubungan, memecahkan masalah,dan sebagainya.
8.      Emotional activites, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya.
Aktifitas – aktifitas tersebut diatas tidak bisa dipisahkan antara satu sama lainnya, misal actifitas motoric erat hubungannya dengan drawing dan writing juga dengan aktifitas jiwa. Yang merupakan keaktifan siswa secara menyeluruh.
Nana Sudjana dalam Pupuh Fathurrohman (2007: 39-40) komunikasi antara guru dan siswa atau antara siswa dengan siswa dapat digambarkan dalam diagram komunikasi sebagai berikut:


3
 












Dari ketiga komunikasi komunikasi yang ketiga menunjukan hubungan antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa sehingga menggambarkan komunikasi yang optimal sehingga menunjukan belajar aktif. Diskusi dan simulasi merupakan strategi yang dapat mengembangkan komunikasi ini. Semakin banyak siswa yang terlibat dalam kegiatan proses pembelajaran akan menunjukan tingkat keaktifan siswa.

2 komentar:

  1. silahkan aku tolong yang membutuhkan

    BalasHapus
  2. Mantab Pak Guru MWBers minyak aza. . .kunbal ane episode 11 . ,di tunggu kunbal na di http://agunkaon.mywapblog.com

    BalasHapus